Sunday, August 26, 2012
Tata krama Membuang Sampah di Jepang
Believe or not? Di negara semaju Jepang, salah membuang atau mengkategorikan sampah bisa mendapat teguran keras dari para tetangga. Alasannya karena masyarakat Jepang memiliki tata krama khusus dalam membuang sampah. Di sisi lain, penduduk Jepang begitu peduli dan mencintai lingkungan tempat mereka tinggal.
Membuang sampah (gomi) tidak bisa sembarangan dilakukan di sana. Ada aturan/tata krama yang berlaku di tiap-tiap daerah. Semua aturan menyatakan bahwa gomi harus dipilah dan dibedakan antara yang bisa dibakar dan tidak. Gomi wajib dibuang tepat pada tempat yang ditentukan. Selain hari pengangkutan, dilarang mengeluarkan gomi. Bagi yang melanggar, dipastikan memperoleh omongan tajam dari tetangga. Bahkan terkena peringatan dari dinas terkait.
Ketentuan istimewa berlaku bagi gomi yang mengandung bahan kimia berbahaya. Baterai bekas misalnya, harus dimasukkan ke dalam kotak pengembalian di toko yang menjual baterai itu. Hal serupa berlaku pada sampah aneka botol. Lalu bagaimana dengan sampah besar seperti perabotan rumah tangga? Adakah tukang loak yang siap membeli? Sampah ukuran besar (sodai gomi) dibuang pada hari pengangkutan yang telah ditetapkan. Beberapa daerah biasanya mengenakan biaya khusus. Sedangkan masyarakat yang akan membuang gomi elektronik seperti AC, TV, kulkas dan mesin cuci, wajib menghubungi toko yang dulunya menjual barang-barang tersebut. Selanjutnya pihak toko menyerahkan kepada produsennya untuk didaur-ulang. Semua perusahaan/produsen wajib bertanggung jawab pada barang-barang yang sudah rusak. Tata krama ini diberlakukan dengan maksud untuk mengurangi jumlah sampah.
Orang Jepang sangat peduli pada lingkungannya. Mereka sadar bahwa sampah adalah masalah yang serius dan butuh perhatian khusus. Mentaati tata krama gomi adalah wajib hukumnya. Sudahkan kita peduli pada lingkungan sendiri?
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 comment :
Post a Comment