Saturday, December 31, 2011

Pesta Perusahaan

Perusahaan-perusahaan di Jepang sering menggelar pesta untuk para karyawannya. Yang
paling umum antara lain adalah pesta untuk karyawan baru, pesta perpisahan saat ada
pergantian karyawan, dan pesta akhir tahun sebagai bentuk terima kasih atas hasil kerja dan
dukungan selama setahun terakhir.
Diantara rekan sekerja juga merupakan hal biasa untuk makan malam bersama seusai kerja,
sambil minum minuman beralkohol atau teh. Jika Anda tidak minum minuman alkohol, tidak
ada salahnya menolak, tapi sebaiknya gunakan kata-kata yang sopan. Cara yang sesuai untuk
menolak adalah dengan menyertakan alasan dan ucapakan Sumimasen, o-sake wa nomenai n
desu, yang artinya “Maaf, tapi saya tidak dapat minum minuman beralkohol”.
Pesta-pesta ini adalah kesempatan baik untuk mengenal semua orang, dan bahkan
menemukan sisi lain yang tak terduga dari rekan sekerja Anda. Jadi datanglah jika Anda
diundang.

Penyebutan Nama di Telepon

Sulit untuk menggunakan ungkapan penghormatan yang tepat melalui telepon. Yang
terpenting adalah untuk memperjelas antara Anda dan orang yang berada di ujung telepon atau
“di dalam dan di luar”. Saat berbicara tentang orang di dalam kantor, gunakanlah ungkapan
yang biasa seperti saat Anda mengacu kepada diri sendiri. Misalnya, ada telepon untuk Suzuki,
presiden perusahaan. Di lingkungan perusahaan, Anda biasa memanggilnya Suzuki shachô,
yang artinya Presiden Suzuki. Namun bagi orang luar, jangan gunakan ungkapan penghormatan
atau jabatan resmi dari orang di perusahaan Anda. Jadi dalam hal ini Anda mengatakan: Suzuki
wa gaishutsu shite imasu yang artinya “Suzuki tidak ada di tempat saat ini”.
Kebetulan sekali nama yang paling umum di Jepang adalah Sato, Suzuki dan Takahashi.
Namun ada banyak nama keluarga lagi dan beberapa diantaranya terdengar mirip. Karena itu
jika Anda tidak dapat menangkap nama seseorang di kali pertama, jangan sungkan untuk minta
dengan sopan agar si penelepon kembali mengulangnya. Dalam hal ini Anda harus mengatakan:
Mô ichido, o-namae o onegaishimasu, yang artinya “Mohon bisa diulang lagi namanya?”

Kôban

Kebanyakan warga Jepang menganggap sudah tugas mereka untuk langsung melapor ke
polisi begitu menemukan dompet atau ponsel milik orang lain. Orang yang kehilangan sesuatu
juga akan langsung ke polisi untuk melaporkan barang yang hilang itu, serta kapan mereka
merasa barang itu hilang. Kemungkinan besar barang yang hilang itu akan dikembalikan oleh
orang yang menemukannya.
Di Jepang ada banyak pos polisi setempat yang dikenal dengan kôban. Sistem kôban ini
diciptakan lebih dari 100 tahun lalu dalam upaya untuk menjaga keamanan di jalan-jalan kota
Tokyo. Perlahan sistem ini menyebar ke seluruh Jepang. Polisi yang bertugas di kôban umumnya
disebut omawarisan. Ini adalah bentuk panggilan akrab. Tugas utama mereka adalah
melakukan patroli di kawasan sekitar. Namun mereka juga bertugas untuk langsung datang ke
lokasi kecelakaan atau kejahatan serta membantu anak-anak yang tersesat atau orang yang
mabuk. Jadi kalau Anda tersesat di Jepang, ingatlah bahwa kôban adalah tempat yang paling
dapat diandalkan untuk bertanya.

Layanan untuk Warga Asing

Jumlah warga asing yang tinggal di Jepang terus bertambah setiap tahunnya. Karena
perbedaan dalam budaya dan kebiasaan, maka masalah yang muncul antara mereka dengan
warga Jepang sendiri mulai nampak. Pemerintah setempat pun berusaha keras untuk mengatasi
masalah tersebut.
Informasi dalam berbagai bahasa asing tersedia di konter layanan di kantor-kantor
pemerintahan daerah dan juga di laman internet mereka. Bahasa-bahasa yang tersedia termasuk
bahasa Inggris, Cina, Korea, Portugis dan Tagalog.
Laman internet pemerintah daerah menyediakan informasi tentang layanan publik dan
fasilitas kesehatan yang dapat menggunakan berbagai bahasa. Mereka bahkan menjelaskan cara
memilah berbagai jenis sampah dan jadwal pengambilan sampah yang berbeda dari satu daerah
dengan daerah lainnya. Misalnya sampah koran hanya akan diambil pada hari-hari tertentu.
Anda juga dapat menemukan informasi tentang berbagai kegiatan setempat, termasuk
pelajaran-pelajaran bahasa Jepang yang dilakukan oleh para relawan.