Tuesday, May 24, 2011

KEBUDAYAAN TRADISIONAL

Sepanjang sejarahnya, Jepang telah menyerap banyak gagasan dari negara-negara lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan kebudayaan. Jepang telah mengembangkan budayanya yang unik sambil mengintegrasikan masukan-masukan dari luar itu. Gaya hidup orang Jepang dewasa ini merupakan perpaduan budaya tradisional di bawah pengaruh Asia dan budaya modern Barat.

KEBUDAYAAN TRADISIONAL

Seni pertunjukan tradisional yang masih berjaya di Jepang dewasa ini adalah antara lain kabuki, noh, kyogen dan bunraku.

http://www.id.emb-japan.go.jp/image/expl09_02.jpgKabuki adalah sebuah bentuk teater klasik yang mengalami evolusi pada awal abad ke-17. Ciri khasnya berupa irama kalimat demi kalimat yang diucapkan oleh para aktor, kostum yang super-mewah, make-up yang mencolok (kumadori), serta penggunaan peralatan mekanis untuk mencapai efek-efek khusus di panggung. Make-up menonjolkan sifat dan suasana hati tokoh yang dibawakan aktor. Kebanyakan lakon mengambil tema masa abad pertengahan atau zaman Edo, dan semua aktor, sekalipun yang memainkan peranan sebagai wanita, adalah pria.

http://www.id.emb-japan.go.jp/image/expl09_03.jpgNoh adalah bentuk teater musikal yang tertua di Jepang. Penceritaan tidak hanya dilakukan dengan dialog tapi juga dengan utai (nyanyian), hayashi (iringan musik), dan tari-tarian. Ciri khas lainnya adalah sang aktor utama yang berpakaian kostum sutera bersulam warna-warni, dan mengenakan topeng kayu berlapis lacquer. Topeng-topeng itu menggambarkan tokoh-tokoh seperti orang yang sudah tua, wanita muda atau tua, dewa, hantu, dan anak laki-laki.

Kyogen adalah sebuah bentuk teater klasik lelucon yang dipagelarkan dengan aksi dan dialog yang amat bergaya. Ditampilkan di sela-sela pagelaran noh, meski sekarang terkadang ditampilkan secara tunggal.




http://www.id.emb-japan.go.jp/image/expl09_01.jpgBunraku, yang menjadi populer sekitar akhir abad ke-16, merupakan jenis teater boneka yang dimainkan dengan iringan nyanyian bercerita dan musik yang dimainkan dengan shamisen (alat musik petik berdawai tiga). Bunraku dikenal sebagai salah satu bentuk teater boneka yang paling halus di dunia.

Berbagai seni tradisional lainnya, seperti upacara minum teh dan ikebana (merangkai bunga), terus hidup sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang. Upacara minum teh (sado atau chado) adalah tata-cara yang diatur sangat halus dan teliti untuk menghidangkan dan minum teh hijau matcha (dalam bentuk bubuk). Ada hal yang lebih penting daripada ritual membuat dan menyajikan teh, karena upacara ini merupakan rangkaian seni yang mendalam yang membutuhkan pengetahuan yang luas dan kepekaan yang sangat halus. Sado juga menjajaki tujuan hidup dan mendorong timbulnya apresiasi terhadap alam.

Seni merangkai bunga Jepang (ikebana), yang mengalami evolusi di Jepang selama tujuh abad, berasal dari sajian bunga Budhis di masa awalnya.

http://www.id.emb-japan.go.jp/image/expl09_05.jpg http://www.id.emb-japan.go.jp/image/expl09_04.jpg

Seni ini berbeda dengan penggunaan bunga yang murni bersifat dekoratif saja, karena setiap unsur dari sebuah karya ikebana dipilih secara sangat cermat termasuk bahan tanaman, wadah di mana ranting dan bunga akan ditempatkan, serta keterkaitan ranting-ranting dengan wadahnya dan ruang di sekitarnya.

Keluarga Kaisar Akihito (Kaisar Saat ini)

Berdasarkan Konstitusi Jepang, Kaisar adalah lambang negara dan persatuan rakyat. Kaisar tidak mempunyai kekuasaan yang terkait dengan pemerintah. Kaisar Akihito naik takhta sebagai Kaisar Jepang ke-125 pada tahun 1989.

Para anggota Keluarga Kekaisaran menerima tamu-tamu negara dari berbagai negara lain, dan melakukan kunjungan ke luar negeri. Melalui kegiatan demikian serta kegiatan-kegiatan lainnya, mereka menjalankan peranan penting dalam meningkatkan persahabatan internasional.

Para anggota Keluarga Kekaisaran juga membina kontak luas dengan warga Jepang dengan hadir pada bermacam-macam acara penting yang berlangsung di seluruh negeri dan melakukan kunjungan ke fasilitas-fasilitas bagi para penyandang cacat dan para manula. Keluarga Kekaisaran dihormati secara luas oleh rakyat Jepang

http://www.id.emb-japan.go.jp/image/imperialfam.jpg

Keluarga Kekaisaran Jepang
Duduk, dari kiri : Putri Mahkota Masako, Putri Aiko (dipangku), Kaisar Akihito, Permaisuri Michiko dan Putra Mahkota Naruhito.
Berdiri, dari kiri : Putri Sayako, Putri Mako, Pangeran Akishino, Putri Kako dan Putri Akishino.
Foto diambil Desember 2004 (Imperial Household Agency)

Hinomaru & Kimigayo (Bendera dan Lagu Kebangsaan Jepang)

as.jpgBendera nasional Jepang disebut Hinomaru. Mulai dipakai sebagai bendera nasional pada akhir abad ke-19. Bendera ini menggambarkan matahari sebagai lingkaran merah berlatar belakang putih.








Lirik (kata-kata) dari lagu kebangsaan Jepang, "Kimigayo", berasal dari sebuah puisi bersuku-kata 31, yang disebut waka, digubah pada abad ke-10.
"Kimigayo" menjadi bentuknya yang sekarang pada paruh akhir abad ke-19 ketika ditambahkan melodinya. Kata-kata lagu ini merupakan doa bagi perdamaian dan kemakmuran abadi di Jepang.

http://www.id.emb-japan.go.jp/image/expl12_02.jpg

Tuesday, May 17, 2011

Bilangan Tingkat Dan Pecahan

Pertama Dai-Ichi 1/2 (Satu per Dua) Ni-bun no ichi

Kedua Dai-Ni 1/3 (Satu per Tiga) San-bun no ichi

Ketiga Dai-San 1/4 (Satu per Empat) Shi-bun no ichi

Keempat Dai-Yon 1/8 (Satu per Delapan) Hachi-bun no ichi

Kelima Dai-Go 2/3 (Dua per Tiga) San-bun no ni

Keenam Dai-Roku 3/4 (Tiga per Empat) Shi-bun no san

Ketujuh Dai-Sichi 3/8 (Tiga per Delapan) Hachi-bun no san

Kedelapan Dai-Hachi 4/7 (Empat per Tujuh) Sichi-bun no shi

Kesembilan Dai-Kyu 7/8 (Tujuh per Delapan) Hachi-bun no sichi

Kesepuluh Dai-Juu 2/9 (Dua per Sembilan) Kyu-bun no ni