Thursday, April 28, 2011

Sake (酒)

Sake (酒; diucapkan "sɑ.kɛ" "SA-KE") adalah sebuah minuman beralkohol dari Jepang yang berasal dari hasil fermentasi beras. Sering juga disebut dengan istilah anggur beras.

Penjabaran tertulis tentang proses pembuatan sake tercantum dalam buku pertama sekitar tahun 700 setelah Masehi[1].

Di Jepang, kata "sake" berarti "minuman beralkohol". Di beberapa wilayah regional dapat memiliki arti yang lain. Di Kyushu Selatan, sake berarti minuman yang disuling. Di Okinawa, sake merujuk ke shōchu yang terbuat dari tebu.

Sake memiliki aroma yang mirip dengan tape beras.

Sake dan Budaya Jepang

Sejak jaman dahulu, orang-orang telah membuat alkohol dan menikmatinya sebagai bagian dari budaya mereka. Dalam banyak bagian di dunia, alkohol mendapatkan tempat sebagai sesuatu yang dihargai dan telah diromantisasi menjadi sesuatu yang ideal. Orang-orang Jepang pastinya tidak terkecuali. Berabad-abad yang lalu, mereka mulai mencampurkan makanan utama mereka, beras, dengan air murni dan mikroorganisme koji untuk membuat Nihon-shu (Sake jepang), dengan mahir memanfaatkan kondisi alam dan lingkungan setempat untuk menciptakan sebuah minuman yang unik.

Lautan memisahkan kepulauan Jepang dari benua Asia, dan hal ini terbukti menguntungkan untuk pembuatan sake karena orang-orang di Negeri Matahari Terbit, yang terletak di sebelah timur dari sebagian besar benua Asia Timur, mengembangkan minuman spesial mereka sendiri. Pemisahannya secara geografis dilengkapi juga dengan pengasingan politik, ekonomi dan budaya selama berabad-abad, sampai modernisasi dimulai sekitar pertengahan tahun 1800-an. Sake adalah minuman beralkohol yang didesain untuk selera orang Jepang oleh para ahli yang bebas dari pengaruhnya budaya lainnya.[2]

Penggunaan dalam upacara adat

Sebuah tong sake sebelum kagami biraki

Sake sering dikonsumsi sebagai bagian dari ritual pemurnian Shinto. Selama Perang Dunia II, pilot kamikaze meminum sake sebelum menjalankan misi mereka.

Dalam sebuah upacara yang disebut kagami biraki, tong kayu sake dibuka dengan palu selama festival Shinto, pernikahan, pembukaan toko, olahraga dan kemenangan pemilu, dan perayaan lainnya. Sake ini, yang disebut zake-Iwai ( "sake perayaan"), diberikan secara gratis kepada semua orang untuk menyebarkan nasib baik.

Pada Tahun Baru banyak orang Jepang meminum sake khusus yang disebut toso. Toso adalah semacam Iwai-zake yang dibuat dengan merendam tososan, sebuah obat bubuk cina, selama semalam di dalam sake. Bahkan anak-anak ikut mendapat porsi. Di beberapa daerah, urutan meminum toso dimulai dari orang yang paling muda ke yang paling tua

Sake di Negara Lain

Sake juga diproduksi di negara China dan Korea, tetapi hasil akhirnya sering berbeda. Perbedaan utamanya adalah pada pemanfaatan jenis kapang (koji) yang digunakan untuk memecahkan pati[1].

Koji Jepang terdiri dari kapang yang ditumbuhkan pada beras yang telah dikukus atau pada tepung terigu[1]. Bila digunakan terigu, biasanya tidak dilakukan proses pengukusan[1]. Pada koji China, kapang yang ditumbuhkan adalah Phycomycetes, sedangkan kapang yang digunakan pada pembuatan koji Jepang adalah Ascomycetes, seperti Aspergillus oryzae, Aspergillus awamori, Aspergillus sojae[1].

Jenis-jenis Sake

Dikenal beberapa jenis sake yang digolongkan berdasarkan pernambahan alkohol, aroma, harga, kualitas, dan kompleksitas[3].

Tidak ditambah alkohol Ditambah sedikit alkohol
Junmai Daiginjoshu. Daiginjoshu
Junmai Ginjoshu Ginjoshu
Junmaishu Honjozoshu

Ada pula Futsuushu yang merupakan sake biasa dan murah yang tidak dimasukkan ke dalam penggolongan sake[3]. Produksi jenis sake ini telah mencapai 80% dari total produksi sake[3]. Akhiran -shu disini artinya sake. Terkadang nama jenis-jenis sake tersebut disebut tanpa akhiran -shu[3].

Cara Membuat Sake Jepang

Sake Jepang diproduksi melalui tiga tahap fermentasi yan melibatkan koji dari beras yang telah ditumbuhi cendawan, yaitu suatu adonan bibit awal dilanjutkan proses sterilisasi pada suhu rendah[1]. Penggunaan jenis bibit awal tersebut sangat penting karena dapat memberikan kesempatan terjadinya fermentasi secara serentak, baik dalam masa Moromi atau masa utama[1]. Ketiga tahap tersebut adalah[1]:

  • Pembuatan Koji
  • Pembuatan Massa Moto
  • Pembuatan Masa Moromi

Tapi sebaiknya kita tdk meminum Sake, karena kalau tidak salah. Sake mengandung kadar alkohol yang sangat tinggi di atas Bir, Anggur, dan lain-lain. Sekitar 30-50%. Itu informasi yang saya dapat

Cosplay コスプレ, Kosupure

Cosplay (コスプレ Kosupure?) adalah istilah bahasa Inggris buatan Jepang (wasei-eigo) yang berasal dari gabungan kata "costume" (kostum) dan "play" (bermain). Cosplay berarti hobi mengenakan pakaian beserta aksesori dan rias wajah seperti yang dikenakan tokoh-tokoh dalam anime, manga, manhwa, dongeng, permainan video, penyanyi dan musisi idola, dan film kartun. Pelaku cosplay disebut cosplayer, Di kalangan penggemar, cosplayer juga disingkat sebagai layer.

Di Jepang, peserta cosplay bisa dijumpai dalam acara yang diadakan perkumpulan sesama penggemar (dōjin circle), seperti Comic Market, atau menghadiri konser dari grup musik yang bergenre visual kei. Penggemar cosplay termasuk cosplayer maupun bukan cosplayer sudah tersebar di seluruh penjuru dunia, yaitu Amerika, RRC, Eropa, Filipina, maupun Indonesia.

Cosplay di distrik Harajuku, Tokyo
Cosplay mengenakan kostum grup musik Malice Mizer

Sejak paruh kedua tahun 1960-an, penggemar cerita dan film fiksi ilmiah di Amerika Serikat sering mengadakan konvensi fiksi ilmiah. Peserta konvensi mengenakan kostum seperti yang yang dikenakan tokoh-tokoh film fiksi ilmiah seperti Star Trek. Budaya Amerika Serikat sejak dulu mengenal bentuk-bentuk pesta topeng (masquerade) seperti dalam perayaan Haloween dan Paskah.[1]

Tradisi penyelenggaraan konvensi fiksi ilmiah sampai ke Jepang pada dekade 1970-an dalam bentuk acara peragaan kostum (costume show).[2] Di Jepang, peragaan "cosplay" pertama kali dilangsungkan tahun 1978 di Ashinoko, Prefektur Kanagawa dalam bentuk pesta topeng konvensi fiksi ilmiah Nihon SF Taikai ke-17. Kritikus fiksi ilmiah Mari Kotani menghadiri konvensi dengan mengenakan kostum seperti tokoh dalam gambar sampul cerita A Fighting Man of Mars karya Edgar Rice Burroughs. Tidak hanya Mari Kotani menghadiri Nihon SF Taikai sambil ber-cosplay. Direktur perusahaan animasi Gainax, Yasuhiro Takeda memakai kostum tokoh Star Wars.[2]

Pada waktu itu, peserta konvensi menyangka Mari Kotani mengenakan kostum tokoh manga Triton of the Sea karya Osamu Tezuka. Kotani sendiri tidak berusaha keras membantahnya, sehingga media massa sering menulis kostum Triton of the Sea sebagai kostum cosplay pertama yang dikenakan di Jepang. Selanjutnya, kontes cosplay dijadikan acara tetap sejak Nihon SF Taikai ke-19 tahun 1980. Peserta mengenakan kostum Superman, Atom Boy, serta tokoh dalam Toki o Kakeru Shōjo dan film Virus.[3] Selain di Comic Market, acara cosplay menjadi semakin sering diadakan dalam acara pameran dōjinshi dan pertemuan penggemar fiksi ilmiah di Jepang.

Majalah anime di Jepang sedikit demi sedikit mulai memuat berita tentang acara cosplay di pameran dan penjualan terbitan dōjinshi. Liputan besar-besaran pertama kali dilakukan majalah Fanroad edisi perdana bulan Agustus 1980. Edisi tersebut memuat berita khusus tentang munculnya kelompok anak muda yang disebut "Tominoko-zoku" ber-cosplay di kawasan Harajuku dengan mengenakan kostum baju bergerak Gundam. Kelompok "Tominoko-zoku" dikabarkan muncul sebagai tandingan bagi Takenoko-zoku (kelompok anak muda berpakaian aneh yang waktu itu meramaikan kawasan Harajuku). Istilah "Tominoko-zoku" diambil dari nama sutradara film animasi Gundam, Yoshiyuki Tomino, dan sekaligus merupakan parodi dari istilah Takenoko-zoku. Foto peserta cosplay yang menari-nari sambil mengenakan kostum robot Gundam juga ikut dimuat. Walaupun sebenarnya artikel tentang Tominoko-zoku hanya dimaksudkan untuk mencari sensasi, artikel tersebut berhasil menjadikan "cosplay" sebagai istilah umum di kalangan penggemar anime.

Sebelum istilah cosplay digunakan oleh media massa elektronik, asisten penyiar Minky Yasu sudah sering melakukan cosplay. Kostum tokoh Minky Momo sering dikenakan Minky Yasu dalam acara temu darat mami no RADI-karu communication yang disiarkan antara lain oleh Radio Tōkai sejak tahun 1984. Selanjutnya, acara radio yang sama mulai mengadakan kontes cosplay. Dari tahun 1989 hingga 1995, di tv asahi ditayangkan ranking kostum cosplay yang sedang populer dalam acara Hanakin Data Land.

Sekitar tahun 1985, hobi cosplay semakin meluas di Jepang karena cosplay telah menjadi sesuatu hal yang mudah dilakukan. Pada waktu itu kebetulan tokoh Kapten Tsubasa sedang populer, dan hanya dengan kaus T-shirt pemain bola Kapten Tsubasa, orang sudah bisa "ber-cosplay". Kegiatan cosplay dikabarkan mulai menjadi kegiatan berkelompok sejak tahun 1986. Sejak itu pula mulai bermunculan fotografer amatir (disebut kamera-kozō) yang senang memotret kegiatan cosplay.[4]

4 Musim, Four Season, 四季 Di Jepang

Jepang adalah salah satu negara yang mempunyai empat musim, dan di antara 4 musim tersebut terdapat batas yang jelas dan mempunyai jangka waktu yang hampir sama, yaitu masing2 kurang lebih 3 bulan. 4 musim itu adalah, Musim Semi (Spring, 春, haru) Musim Panas (Summer, 夏, natsu) Musim Gugur (Autumn, 秋, aki) Musim Dingin (Winter, 冬, fuyu)

Musim Semi dimulai sekitar bulan Maret, dan orang Jepang pada gembira karena hari2 dingin dan tidak bersahabat telah berakhir. Musim Semi ditandai dengan munculnya kuncup2 bunga pohon plum (梅, ume). Setelah bunga pohon plum berakhir, muncul kuncup2 bunga paling terkenal di Jepang, bunga Sakura (桜). Musim Semi juga merupakan musim awal dari sekolah, kerja, pembukuan dll. Misal tahun ajaran baru sekolah di Jepang, dimulai tanggal 1 April, demikian juga pembukuan perusahaan dll.





Musim Panas diawali dengan musim hujan sekitar seminggu yang disebut Tsuyu (梅 雨). Musim Panas di Jepang bisa mencapai suhu maximum 35 derajat Celcius, dengan kelembapan lebih dari 90 persen. Bisa dibayangkan kayak sauna. Meski kita duduk diam nggak bergerak, dah mandi keringat. Musim Panas dimulai sekitar bulan Juni ditandai dengan hijau pohon2 dan ribut nyanyian serangga yang bernama Semi. Sekolah di Jepang memberi libur Musim Panas sekitar sebulan. Salah satu aktivitas yang disukai kaum muda Jepang di Musim Panas adalah main2 ke pantai dan laut. Meski di tiap musim juga diadakan festival, Musim Panas adalah musim dengan jumlah festival terbanyak dan tersemarak. Di seluruh kepulauan Jepang diadakan berbagai macam festival dan kembang api.




Musim Gugur, ditandai dengan mulai rontoknya daun2 di pohon2, dan berakhirnya hari panas dan lembab. Berawal sekitar bulan September, musim ini terkenal dengan daun yang berubah warna jadi kuning, merah, oranye, dan disebut Momiji (紅葉). Para binatang liar seperti beruang, pada mengumpulkan persediaan makanan untuk ditimbun selama mereka tidur jangka lama di Musim Dingin. Hari2 kelabu di Musim Gugur ini sering buat hati jadi romantis....



Musim Dingin, ditandai dengan turunnya butir2 salju pertama di awal Desember. Di jaman dulu, Musim Dingin ini adalah musim yang paling berat, dan mungkin paling banyak menelan korban jiwa karena ganasnya cobaan alam dengan hawa dingin dan badai salju. Di beberapa daerah seperti Hokkaido di utara, suhu udara bisa mencapai minus 20 derajat Celcius. Di musim dingin, orang2 Jepang banyak yang maen ski dan snowboard, juga es skating. Juga Onsen (hot spring, mandi kum2 air panas), terasa paling nyaman di musim ini, apalagi kum2 di luar waktu salju turun, bener2 terasa di surga….
Sekian sekilas tentang 4 musim di Jepang, yang bagi kita orang Indonesia terasa unik. Jadi untuk bisa menikmati Jepang, kita harus mengunjungi tempat yang sama 4 kali dalam setahun nee... :)

Tuesday, April 19, 2011

Memperkenalkan Diri (Jikoshokai suru) versi percakapan

*Percakapan 1 (Hajimemashite/Perkenalkan)*

Hamuza : “Hajimemashite. Watashi no namae wa Hamuza desu. O-namae wa?”

(Perkenalkan. Nama saya Hamuza. Siapa nama anda?)

Nila : “Watashi wa Nila desu. Dozo yoroshiku.”

(Nama saya Nila. Senang berkenalan dengan anda)

Hamuza : “Douzo yoroshiku. O-toshi wa dochira desu ka?

(Senang berkenalan dengan anda juga. Anda dari kota mana?)

Nila : “Bogoru desu. Hamuza-san no shusshin wa dochira desu ka?”

(Dari Bogor. Saudara Hamuza dari kota mana <kota kelahiran>?)

Hamuza : “Kyoto desu.”

(Dari Kyoto)

*Percakapan 2 (Meishi o douzo/Silakan ini kartu nama saya)

Tanaka : “Watashi wa Tanaka desu. Douzo Yoroshiku.”

(Saya Tanaka. Senang berkenalan dengan anda)

Yamada : “Watashi wa Yamada desu. Kochira koso yoroshiku”

(Saya Yamada. Senang berkenalan dengan anda juga)

Tanaka : “Yamada-san wa donna o-shigoto desu ka?”

(Tuan Yamada bekerja di bidang apa?”

Yamada : “Boeki-gaisha ni tsutomete imasu. Meishi o douzo.”

(Saya bekerja di perusahaan bidang perdagangan. Ini kartu nama saya)

*Eiii, dalam menyerahkan kartu nama, posisi kartu tersebut harus disesuaikan sehingga penerima bisa langsung membacanya.*

Tanaka : “Arigatou gozaimasu. Aa, kaisha wa ginza desu ne.”

(Terimakasih. Wah, perusahaan anda ada di ginza ya)

Yamada : “Ee, kondo asobi ni kite kudasai.”

(Iya, kapan-kapan datanglah menemui saya)

Tanaka : “Hai. Demo, o-isogashii deshou.”

(Iya, tetapi anda pasti sibuk kan)

Yamada : “Sou desu ne.. Dewa, denwa shite kudasai. Koko ni denwa-bango ga arimasu kara.”

(Begitu ya.. Kalau begitu, teleponlah saya dulu. Di sini ada nomor telepon saya)

Salam Ketika Makan, Pergi, Datang, dan Selesai Bekerja

Salam Ketika Makan (Taberu Toki)

*Sebelum makan (taberu-mae)

Itadakimasu (Selamat Makan/Terimakasih atas makanannya)

*Sesudah makan (Tabeta-ato)

Gochisosama Deshita (Sudah Kenyang/Terimakasih atas makanannya)

Penjelasan

1) Itadakimasu adalah suatu pernyataan terimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam menyiapkan makanan tersebut (Tukang masak, petani, dan tentu Tuhan Yang Maha Pencipta)

2) Gochisosama Deshita diucapkan bila kita makan bersama orang lain (teman atau keluarga), artinya “Terimakasih atas hidangan mewah yang lezat dan berlimpah ini)

Salam Ketika Pergi (Iku Toki)

- Ittekimasu (Berangkat/Saya pergi)

- Itterashai (Selamat jalan/silakan)

Salam Ketika Datang/Pulang (Kuru Toki)

-Tadaima (Aku pulang/Aku kembali)

-Okaerinasai (Selamat datang)

Salam Setelah Selesai Bekerja (Shigoto ga owatta toki)

-Otsukaresama deshita (Saya Selesai/Pekerjaan saya selesai)

-Domo, mata ashita (Terima kasih, sampai jumpa besok)

Wednesday, April 13, 2011

Salam Ketika Sudah Lama Tak Berjumpa (Hisashiburi ni Atta Toki)

O hisashiburi desu ne* (Lama tidak berjumpa ya)

Anita-chan, o hisashibur desu ne (Lama tidak berjumpa ya Anita)

Gobusata Shite Imasu* (Sudah lama tak berjumpa)

Gobusata Shite Orimasu (Sudah lama tak berjumpa)

Kochira koso, gobusata shite imasu (Ya sama, sudah lama tak jumpa)

O genki desuka?* (Apa kabar anda?)

Hai genki desu (Ya, Saya baik-baik saja/sehat)

Iie byoki desu (Tidak, saya kurang sehat/kurang baik)

O kawari Arimasenka?* (Bagaimana kabar anda?)